- Keunggulan Cooperative
Learning
Jarolimek dan
Parker (1993) mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini
adalah:
- Saling ketergantungan positif
- Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
- Siswa dilibatkan perencanaan dan pengelolaan kelas
- Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
- Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru
- Memiliki banyak kesempatan untuk meng-ekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.[1]
Keunggulan cooperative
learning sebagai suatu strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Melalui cooperative learning siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
- Cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
- Cooperative learning dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
- Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir, hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
- Cooperative learning dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
- Cooperative learning merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik skaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu.
- Melalui cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang di buat adalah tanggung jawab kelompoknya.
- Cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.[2]
- Kelemahan Cooperative
Learning
Kelemahan model
pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari
dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam, yaitu:
- Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;
- Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;
- Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
- Saat diskusi kelas, terkadang di dominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.[3]
Cooperative
learning juga memiliki keterbatasan atau kelemahan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
- Ciri utama dari cooperative learning adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.
- Untuk memahami dan mengerti filosofis cooperative learning memang butuh waktu, sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Siswa yang dianggap memimliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
- Penilaian yang diberikan cooperative learning didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
Keberhasilan cooperative
learning dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode
waktu yang cukup panjang, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan
satu kali atau sesekali penerapan model cooperative learning.
Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa,
akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada
kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui cooperative
learning selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana
membangun kepercayaan diri, dan untuk mencapai kedua hal itu dalam cooperative
learning memang bukan pekerjaan yang mudah.[4]
[1] Isjoni, Cooperative Learning
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 24.
[2] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), h. 249.
[3] Isjoni, Strategi..., h. 25.
[4] Wina Sanjaya, Cooperative..., h.251.
0 komentar:
Post a Comment